Sabtu, 02 November 2019

LAPORAN OBSERVASI PADA MONUMEN PANCASILA SAKTI

"LAPORAN OBSERVASI MONUMEN PANCASILA SAKTI"


LAPORAN OBSERVASI
MONUMEN PANCASILA SAKTI








Di Susun Oleh :

Devy Alfaini
170113020092
AP M-259



POLITEKNIK LP3I JAKARTA 

KAMPUS KRAMAT





BAB I
PENDAHULUAN

1.1        1.1  Latar Belakang
Pada masa orde lama banyak terjadi pemberontakan di Indonesia yaitu dikarenakan adanya berbagai perubahan paham, nilai, dan ideologi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang tidak sesuai dengan Pancasila.  Sehingga hal-hal tersebutlah yang menciptakan berbagai hambatan dan ancaman yang dapat berisiko membahayakan persatuan dan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Seperti, munculnya paham Komunis (PKI) yang tidak sesuai atau sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan partai komunis yang terbesar di seluruh dunia, di luar Tiongkok dan Uni Soviet. Sampai pada tahun 1965 anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya. PKI juga mengontrol pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan petani Barisan Tani Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita (Gerwani), organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka menjadi dasar bagi penulis dalam membuat laporan observasi dengan judul “MONUMEN PANCASILA SAKTI”. Karena didalam karya tulis ini berisi mengenai sebuah monumen yang didalamnya terdapat sejarah perjuangan para pahlawan revolusi melawan PKI untuk mempertahankan keutuhan pencasila. Maka dari itu penulis berharap agar para pembaca dapat mengenang jasa-jasa pahlawan revolusi kita.

1.2        1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana sejarah singkat terbentuknya monumen pancasila sakti ?
2.    Bagaimana keadaan lingkungan dan pelataran di monumen pancasila sakti ?
3.    Peristiwa apa saja yang terjadi di Lubang Buaya ?

1.3         1.3 Tujuan Pembahasan Masalah
1. Agar penulis mengetahui mengenai sejarah singkat terbentuknya monumen pancasila sakti
2. Agar penulis mengetahui keadaan lingkungan dan pelataran di monumen pancasila sakti
3.    Agar penulis mengetahui peristiwa apa yang terjadi di  Lubang Buaya


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat Terbentuknya Monumen Pancasila Sakti
Monumen ini dibangun di atas lahan seluas 9 Hektar, atas prakarsa Presiden ke-2 RI, Soeharto. Dibangun untuk mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik IndonesiaPancasila dari ancaman ideologi komunis. Monumen ini terletak di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, daerah ini merupakan bekas kebun karet di pinggir kompleks Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma, sedangkan sebelah timur adalah Pasar Pondok Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.
Lubang Buaya adalah tempat yang dikuasai oleh PKI sebagai tempat memberikan latihan kemiliteran kepada para anggota pasukan untuk mempersiapkan pemberontakan yang bertujuan menggantikan Dasar Negara Pancasila dengan Komunis yang bertentangan dengan pancasila. Pemberontakan pertama dilancarkan pada tanggal 18 September 1948 di Madiun. Setelah gagal, PKI kembali melancarkan pemberontakan kedua pada tanggal 1 Oktober 1965 yang dikenal dengan nama Gerakan Tiga Puluh September ( G30S/PKI).
Sebagai langkah pertama mereka mencullik dan kemudian membunuh beberapa orang perwira dan pejabat TNI-AD yang dianggap sebagai lawan politik. Dalam waktu yang cukup singkat pemberontakan itu berhasilditumpas oleh ABRI dan rakyat yang memiliki jiwa pancasilais untuk membuktikan keampuhan dan kesaktian pancasila dalam melawan ideology yang tidak sesuai dengan Pancasila Dasar Negara. Komunis merupakan bahaya yang perlu kita waspadai sampai saat ini, kemudian dibangun Monumen Pancasila Sakti dan Museum Pengkhianatan PKI yang menyajikan beberapa kegiatan pengkhianatan PKI sejak tahun 1945 serta penumpasannya oleh rakyat Indonesia bersama dengan ABRI.
Dengan memvisualisasikan kisah pemberontakan itu, baik berupa relief ataupun dalam bentuk diorama, serta melestarikam tempat-tempat yang berhubungan dengan pemberontakan, para pengunjung diharapkan dapat mengetahui tragedi yang pernah menimpa bangsa kita yang dilakukan oleh komunis. Dengan berdirinya Monumen Pancasila Sakti dan Museum Pengkhianatan PKI ini diharapkan lebih meningkatkan kewaspadaan kita terhadap bahaya nya komunis.
Monument pancasila sakti mulai dibangun pada tahun 1967, sedangkan penyelesaian pembangunan dan peresmiannya pada tahun 1972. Tujuan dan hakekat spiritual pembangunan Monumen Pancasila Sakti adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengenang jasa pahlawan yang gugur dalam membela Negara, bangsa dan Pancasila samapi titik darah penghabisan.
2.    Membina semangat Korsa dikalangan prajurit TNI.
3.    Monumen peringatan bagi perjuangan Nasional.
4.    Cerminan dari perjuangan Bangsa Indonesia kepada dunia Internasional.

2.2 Keadaan Lingkungan dan Pelataran  Di Monumen Pancasila Sakti
Keadaan pelataran Monumen Pancasila Sakti ini luas. Di sebelah terdapat pelataran sebagai tempat upacara pada hari peringatan Kesaktian Pancasila. Di sebelah kiri lapangan upacara terdapat pintu gerbang untuk masuk ke sumur tua dan rumah-rumah yang di gunakan PKI untuk menyiksa dan membunuh para pahlawan revolusi. Setelah keluar dari area sumur terdapat pelataran yang luas yaitu pelataran Monumen Pancasila Sakti. Di sebelah kanan monumen di gunakan sebagai pembawa jenasah pahlawan revolusi dengan menggunakan kendaraan yang ada di pelataran itu.

Di Desa Lubang Buaya ada tiga buah rumah dan sebuah sumur tua yang di pergunakan PKI sebagai basis pembantaian. Tanggal 1 Oktober 1965 PKI melakukan pemberontakan ke-2 yang di pimpin Letkol Untung serta di tandai gugurnya para Perwira Angkatan Darat yang di anggap sebagai penghalang untuk mencapai tujuan mereka, adapun tempat yang digunakan untuk menyiksa dan membunuh, adalah :
1.  Rumah Bapak Harjono, yang digunakan untuk menyiksa dan membunuh para perwira tinggi Angkatan Darat.
2.  Rumah Bapak Sueb, sebagai tempat pembagian tugas atau sebagai tempat pos komando oleh PKI.
3. Rumah Ibu Amroh, digunakan para pemberontak sebagai dapur umum untuk  memenuhi segala kebutuhan makanan.

2.3 Peristiwa apa saja yang terjadi di Lubang Buaya
Peristiwa G-30S PKI adalah peristiwa yang terjadi di Lubang Buaya. Gerakan ini melibatkan sebagian pasukan Tjakrabirawa yakni  Komandan Batalyon I Kawal Kehormatan Letkol Untung Syamsuri yang memimpin gerakan ini.  Pasukan ini dibagi dalam tiga kelompok yakni Pasopati, Bimasakti dan Pringgodani dan dipimpin perwira dari Tjakrabirawa, anak buah Untung.

Pasopati dalam penculikan membunuh langsung tujuh Jenderal AD yang akan diculik. Sebelumnya ada 8 Jenderal yang akan diculik. Namun satu nama, Brigadir Jenderal Ahmad Soekendro lolos karena sedang melawat ke China. Satuan Pasopati terdiri dari 250 anggota Tjakrabirawa. Sersan Mayor Boengkoes, anggota resimen Tjakrabirawa yang menjadi salah satu pelaku penculikan terhadap tujuh jenderal mengungkap sebelum penculikan terjadi, ada pengarahan di kawasan Halim Perdanakusuma pada 30 September 1960 pukul 15.00 WIB. Dalam arahan tersebut, disebutkan ada sekelompok jenderal yang dinamakan Dewan Jenderal untuk melakukan kudeta terhadap Soekarno. Boengkoes mengungkapkan, dia bersama para komandan pasukan kemudian dikumpulkan pada dini hari oleh Komandan Resimen Tjakrabirawa, Letnan Satu Doel Arif. Kemudian pasukan dibagi menjadi tujuh yang bertugas menculik ketujuh Dewan Jenderal. Adapun Boengkoes masuk dalam tim yang bertugas menculik Jenderal MT Harjono, hidup atau mati.
Tepat 1 Oktober 1965 dini hari, rombongan pasukan ini pun berarak dari Lapangan Udara Halim Perdanakusuma kemudian membelah Jakarta. Mereka menuju Menteng, dimana rumah para jenderal berada. Sebagian lagi ke Kebayoran Baru, rumah Jenderal DI Panjaitan. Tiga dari tujuh jenderal tersebut diantaranya telah dibunuh di rumah mereka masing-masing, yakni Ahmad Yani, M.T. Haryono dan D.I. Panjaitan. Sementara itu ketiga target lainya yaitu Soeprapto, S. Parman dan Sutoyo ditangkap hidup-hidup. Sementara Jenderal Abdul Harris Nasution yang jadi target utama penculikan berhasil lolos. Sementara putrinya bernama Ade Irma Suryani Nasution meninggal dunia dan ajudannya Lettu CZI Pierre Andreas Tendean yang dikira Nasution diculik.
Setelah beberapa Perwira tinggi Angkatan Darat dijemput secara paksa maka PKI membawa ke suatu tempat untuk disiksa. Para perwira tinggi Angkatan Darat yang dibunuh PKI lalu disembunyikan di dalam sumur tua. Waktu itu, Sumur di timbun dengan tanah dan sampah serta di timbuni pohon pisang, tanggal 3 Oktober 1965 Lubang Buaya digunakan PKI untuk menyembunyikan ke 7 mayat Jendral Angkatan Darat yang diculik, sekarang sumur itu sudah dibangun dengan bagus. Di sebelah kiri terdapat pohon mangga dan sebelah depan terdapat rumah milik Bapak Harjono yang di gunakan PKI untuk menyiksa dan membunuh perwira Angkatan Darat. Betapa kejamnya PKI karena perwira itu dimasukan ke sumur yang sangat sempit dan dalam. Kita dapat melihatnya sekarang dengan jelas karena sumur tua itu sudah dibangun untuk mengingat kekejaman dan keganasan PKI.

BAB III
PENUTUP

 3.1         Kesimpulan
Monumen Pancasila Sakti adalah situs sejarah yang memiliki nilai sejarah sebagai jejak rekam tindakan PKI yang berusaha melumpuhkan Angkatan Bersenjata, diantaranya membunuh prajurit TNI AD beserta para deputinya dan satu perwira menengah dengan menguburkannya di sebuah sumur tua berdiameter 75 centimeter dan berkedalaman 12 meter. Sekaligus menjadi penanda, betapa saktinya Pancasila sebagai Dasar Negara RI, yang telah teruji dari ancaman ideologi komunis, melalui pemberontakan PKI 1948 dan 1965, dan dengan adanya Monumen Pancasila SaktI diharapkan generasi muda agar mengetahui dan memahami peninggalan sejarah bangsa pada masa lalu.

 3. 2     Saran
1.     Sebagai generasi muda kita harus selalu menjaga sejarah – sejarah yang sangat tinggi nilainya karena, sejarah adalah cermin dari kekayaan bangsa. Serta meneruskan cia – cita dari bangsa.
2.     Sebagai Warga Negara Indonesia kita harus menjunjung tinggi nama baik bangsa dan Negara.
3.     Monumen Pancasila Sakti harus di jaga kelestariannya agar  tetap utuh keasliannya.
4.      Mempelajari serta mengambil hikmah dari apa yang terdapat di Monumen Pancasila Sakti.

















 Sumber :